Rabu, 17 Oktober 2012

Dawuh dawuh yi dahlan

I.     NAWAITU DAN VISI MISI QIRAATI

  • Qiraati bukan hasil fikiran manusia, Qiraati bukan karangan saya, Qiraati adalah inayah dan hidayah MINALLAH.
    Saya duduk, saya kelihatan tulisan. Jadi kalau ditanya, “mengapa pelajaran ikhfa di jilid 4,  sedangkan idhar di jilid 6,?” jawabannya, “Tidak tahu, saya tidak ikut ngarang.”
  • Saya tidak jual buku, saya ingin anak-anak nanti ngajinya benar. Kalau saya jual buku, buat apa repot repot membentuk Kooordinator, titipkan saja ke toko-toko buku, selesai.
  • Saya tidak pingin yang pakai Qiraati banyak. Saya pingin anak yang ngaji pakai Qiraati, ngajinya benar.
  • Qiraati tidak disebar-sebarkan, saya tidak pernah menyebarkan Qiraati. Qiraati menyebar minallah.

II.  METODOLOGI
  • Kegagalan mengajar tempo dulu sebabnya ialah : Terlalu Toleransi pada anak-anak. Pelajaran belum bisa anaknya minta tambah, ditambah, satu halaman dua halaman belum masalah. Setelah halaman 15 pelajaran tidak bisa diteruskan dan disuruh kembali ke halaman pertama tidak mau. Akhirnya karena merasa tidak berhasil ngajinya pindah.
  • Insya Allah setelah TK Al-Qur’an berdiri. Dua tahun sudah khotaman, di sini (semarang) santri 90 setelah 2 tahun Khotam 20 santri (+ 20 %)
  • Tidak ada murid bodoh, kalau ada yang bodoh paling dalam 100 ada satu atau dua murid saja.  Kalau ada guru yang mengatakan “ Murid saya bodoh-bodoh” apa bukan guru”Gurunya?” Tanya beliau. Dan kalau ada anak yang bodoh seperti itu maka cara yang tepat ialah gurunya SOWAN ke rumah orang tuanya agar orang tuanya sabar.
  • Qiraati tidak kemana-mana tetapi ada di mana-mana. Siapa yang lulus tashih boleh mengajarkan Qiraati. (Yang belum lulus tashih walaupun teman atau saudara tidak boleh mengajar Qiraati)
III.  UJIAN SANTRI, KHATAMAN, DAN IMTIHAN
  • Khatam Qiraati jilid 6 adalah khatam Tingkat Persiapan, insya Allah sudah bisa baca Al Quran dengan tartil (belum khatam).
  • Kalau dulu santri ngaji sampai  با لناس  dikhatami, sekarang di TK Al Quran sampai dengan با لناس  baca Al Qurannya diulangi  الم lagi, belum dikhatami sampai gharib dan ilmu tajwid khatam.
  • Khatam TK Al Quran, khatam Al Qurannya bisa 2 kali, 3 kali, atau sampai 5 kali.
  • Khataman ini adalah khataman untuk pendidikan, dan ini lebih cocok (karena model tadarus ini lebih efektif dibandingkan dengan model tallqi).
  • Saya diundang khataman di Kudus, bacaan gharibnya bagus tapi baca al Qurannya tidak tartil.
  • Baca ان طهرا gharibnya benar, tapi an tha “salah” tidak dengung. Saya sampaikan kepada Kepala TK Al Qurannya bahwa, “anak-anak belum boleh dikhatami, masih jilid 3.”
  • Khataman jangan diganti dengan wisuda
  • Khataman tidak harus meriah (mewah), pernah di sini (Semarang), khataman cukup dengan mengeluarkan minuman teh dan kantong plastik, sedangkan isinya dari (sumbangan) wali murid.
  • Kalau akan mengadakan khataman, wali murid yang dikhtami diajak rapat, mau khataman di gedung atau di sini (TPQ), terserah wali murid.
IV. KRITIK DAN SARAN KH. DAHLAN SALIM ZARKASYI
  • Saya tidak pernah dengar guru Al Quran mengatakan, “al hamdulillah saya telah dijadikan Allah sebagai guru Al Quran, padahal,
خيركم من تعلم القرأن و علمه Berapa itu ? (nilai pahala) خيركم
  • Yang sering saya dengarkan guru mengeluhkan santrinya dan pengurusnya,  (orang bersyukur tidak suka mengeluh).
  • Guru Al Quran harus sering tadarus Al Qur’an.
  • Guru Al Quran harus ikhlas.
  • Saya kira tidak ada guru Al-Quran yang ingin cari sesuatu (nafkah dalam mengajar Al Quran).
  • Kalau ada orang memberi sesuatu pada kita, maka cepat-cepat doakan semoga rizkinya barokah.
  • Guru Al Quran supaya hati-hati dalam mengajarkan Al Quran.

sumberr

0 komentar:

Posting Komentar